KOTA TANGERANG (VivaBanten.com) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang mengingatkan masyarakat untuk tidak menyepelekan penyakit campak dan rubela. Selain menimbulkan gejala akut, kedua penyakit menular ini berpotensi menimbulkan komplikasi serius yang dapat membahayakan nyawa.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni, menjelaskan, komplikasi campak bila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan sejumlah gangguan kesehatan, mulai dari diare berat, pneumonia atau radang paru, radang otak (ensefalitis), infeksi telinga (otitis media), hingga kerusakan permanen pada mata.
“Komplikasi campak bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani dengan tepat,” ujar dr. Dini, Rabu (17/9/2025).
Sementara itu, rubela memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi terutama pada ibu hamil. Infeksi rubela selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir mati, atau Congenital Rubella Syndrome (CRS), yakni kelainan bawaan berupa gangguan jantung, katarak, hingga kebutaan.
“Campak disebabkan virus measles dengan gejala ruam khas yang menyebar ke seluruh tubuh dan berpotensi memicu komplikasi serius. Sedangkan rubela atau campak Jerman gejalanya lebih ringan, tetapi sangat berbahaya bagi ibu hamil karena berdampak pada janin,” jelas dr. Dini.
Penyebaran kedua penyakit ini terjadi melalui percikan liur saat batuk atau bersin, serta kontak langsung dengan penderita atau benda yang telah terkontaminasi. Gejala awal biasanya berupa demam tinggi, batuk, pilek, mata merah, serta bercak putih di dalam mulut. Dalam dua hingga tiga hari, ruam merah akan muncul mulai dari wajah hingga seluruh tubuh.
Untuk mencegah penularan dan risiko komplikasi, dr. Dini menekankan pentingnya vaksinasi. “Pencegahan paling efektif adalah melalui imunisasi MMR (Measles, Mumps, Rubella), serta disertai menjaga kebersihan diri,” ujarnya.
Dinkes Kota Tangerang juga mengimbau masyarakat agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala campak atau rubela.
“Dengan deteksi dini, penularan dapat ditekan dan komplikasi berbahaya bisa dihindari,” pungkas dr. Dini.(man/joe)










