Cegah Anemia Sejak Dini, Dokter Imbau Masyarakat Perhatikan Asupan Zat Besi

SERANG (VivaBanten.com) – Anemia kerap dianggap sekadar rasa lelah biasa. Padahal, kondisi ini bisa menandakan tubuh kekurangan zat besi atau mengalami gangguan kesehatan yang lebih serius.

Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, tercatat 27,7 persen ibu hamil, 15,5 persen remaja usia 15–24 tahun, dan 16,2 persen penduduk Indonesia mengalami anemia.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Bethsaida Hospital Serang, dr. Adi Radityo Prabowo, Sp.PD, menjelaskan bahwa anemia terjadi ketika kadar hemoglobin atau jumlah sel darah merah menurun, sehingga suplai oksigen ke jaringan tubuh berkurang.

“Penyebab tersering adalah kekurangan zat besi akibat pola makan tidak seimbang, kehilangan darah saat menstruasi, atau gangguan penyerapan nutrisi,” ujarnya.

Selain kekurangan zat besi, anemia juga dapat disebabkan oleh pendarahan, thalasemia, kelainan darah, hingga penyakit autoimun. Dalam beberapa kasus, anemia muncul bersamaan dengan penyakit kronis seperti gangguan ginjal, infeksi menahun, atau kekurangan vitamin B12 dan asam folat.

Gejala anemia sering kali tidak disadari karena berkembang secara perlahan. Penderitanya bisa mengalami kelelahan, wajah pucat, pusing, sesak napas, jantung berdebar, hingga sulit berkonsentrasi.

“Jika keluhan ini sering muncul, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan darah lengkap. Pemeriksaan sederhana seperti kadar Hb, hematokrit, atau feritin dapat membantu mendeteksi anemia sejak dini,” tambah dr. Adi.

Untuk mencegah anemia, masyarakat diimbau memperbaiki pola makan dengan mengonsumsi makanan kaya zat besi seperti hati ayam, daging merah, sayuran hijau, dan kacang-kacangan. Asupan vitamin C juga penting untuk membantu penyerapan zat besi secara optimal.

Namun, dr. Adi menegaskan, tidak semua anemia dapat diatasi hanya dengan suplemen. Pemeriksaan lanjutan sering kali dibutuhkan untuk menentukan penyebab pasti, seperti tes morfologi darah, kadar feritin, vitamin B12, fungsi ginjal, hingga deteksi perdarahan tersembunyi dari lambung, usus, atau menstruasi berlebihan.

Setelah penyebab diketahui, dokter akan menyesuaikan terapi yang diperlukan—mulai dari pemberian zat besi intravena, transfusi darah, hingga pengobatan terhadap penyakit penyerta. Pemantauan kadar hemoglobin juga perlu dilakukan secara berkala agar kondisi pasien tetap stabil.

Direktur Bethsaida Hospital Serang, dr. Tirtamulya, menambahkan bahwa pihaknya menyediakan fasilitas laboratorium dengan hasil cepat dan akurat, serta layanan konsultasi bersama dokter spesialis penyakit dalam.

“Bethsaida Hospital Serang hadir untuk mendampingi masyarakat menjaga kesehatan, mulai dari deteksi dini, diagnosis, hingga penanganan yang tepat,” tuturnya.

Didukung peralatan modern dan apotek terintegrasi, rumah sakit ini berkomitmen memberikan pelayanan komprehensif sesuai kebutuhan medis pasien.(rls/Joe)

Pos terkait