JAKARTA (VivaBanten.com) – PT ABM Investama Tbk (ABMM) berhasil mencatat kinerja positif sepanjang 2024, meski industri batu bara menghadapi tantangan berat akibat penurunan harga komoditas global.
Direktur Utama ABMM, Andi Djajanegara, menegaskan bahwa keberhasilan perusahaan tak hanya dilihat dari sisi finansial, tetapi juga dari komitmen kuat terhadap keberlanjutan berbasis prinsip Environment, Social, and Governance (ESG).
“Keberlanjutan bukan sekadar kewajiban, tapi inti strategi pertumbuhan jangka panjang,” ujarnya.
ABMM menerima ESG Transparency and Disclosure Award dengan predikat leadership “AAA” dari Bumi Global Karbon Foundation serta penghargaan “Best Non-Financial Sector Company” dari IICD atas konsistensi penerapan Good Corporate Governance.
Tak hanya berfokus pada ESG, ABMM juga mengedepankan inovasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas operasional. “Inovasi adalah kunci bertahan dan tumbuh di tengah ketidakpastian pasar,” kata Andi.
Direktur ABMM, Hans Christian Manoe, menambahkan bahwa perusahaan telah mengamankan pinjaman jangka panjang sebesar 395 juta USD untuk refinancing dan reprofiling utang, yang berdampak pada efisiensi bunga dan struktur utang.
Langkah strategis lain termasuk akuisisi PT Nirmala Coal Nusantara di Sumatra dan PT Piranti Jaya Utama di Kalimantan untuk memperkuat portofolio dan kontribusi ekonomi daerah.
Dari sisi operasional, ABMM mencatatkan volume overburden removal sebesar 270,34 juta BCM dan produksi batu bara mencapai 39 juta ton. Pendapatan konsolidasi mencapai 1,2 miliar USD dengan adjusted EBITDA sebesar 341 juta USD.
Pengembangan SDM juga menjadi prioritas dengan berbagai program pelatihan untuk membentuk tenaga kerja unggul dan adaptif terhadap perubahan industri.
“Di tengah tantangan global, kami tetap optimis. Kombinasi inovasi dan pendekatan human-centered akan membawa ABMM menjadi perusahaan yang kompetitif dan bertanggung jawab,” tutup Hans.(man/joe)