KOTA TANGERANG (VivaBanten.com) – Pemerintah Kota Tangerang mendorong optimalisasi Gerakan Selamatkan Pangan (GSP) sebagai upaya menekan angka kemiskinan, stunting, dan kerawanan pangan. GSP dinilai menjadi solusi nyata untuk memanfaatkan pangan berlebih yang selama ini belum terkelola secara maksimal dan berakhir menjadi sampah.
Hal ini mengemuka dalam Rapat Koordinasi Gerakan Selamatkan Pangan yang digelar Bappeda Kota Tangerang, Rabu (12/6/2025). Dalam arahannya, Sekretaris Bappeda Kota Tangerang Widi Hastuti, ST., M.Sc menegaskan bahwa Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat sampah pangan tertinggi di dunia, yang berdampak pada kerugian ekonomi, persoalan gizi, dan pencemaran lingkungan.
“Apabila dikelola dengan baik, kelebihan pangan bisa menjadi solusi bagi permasalahan kemiskinan dan stunting, sekaligus menekan limbah yang berdampak pada lingkungan,” ujar Widi.
Menurut Widi pemerintah daerah harus hadir sebagai jembatan antara produsen pangan dengan kelompok masyarakat yang membutuhkan. Karena itu, diperlukan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, swasta, media massa, dan akademisi dalam membentuk forum kerja sama yang berkelanjutan.
Tujuan utama rakor ini sambung Widi yaitu untuk menyatukan langkah organisasi perangkat daerah (OPD) untuk membentuk Tim Koordinasi Penyelamatan Pangan lintas sektor, serta menyusun inovasi daerah yang mendukung GSP di Kota Tangerang.
“Rakor ini juga menyoroti pentingnya pemanfaatan data Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) yang menunjukkan masih adanya tiga kelurahan dengan tingkat kerawanan pangan tinggi,” ucapnya.
Masih menurut Widi, sejak diluncurkan tahun 2024, GSP di Kota Tangerang terus diperkuat. Pemerintah Kota mulai memetakan potensi food loss dari perumahan premium, hotel, dan pelaku usaha. DKP Kota Tangerang juga melibatkan kader pangan sehat di 32 sekolah, dengan menjadikan anak-anak sebagai duta pangan lokal.
Dalam waktu dekat tutur Widi, akan disusun surat edaran Wali Kota sebagai dasar komitmen antar pemangku kepentingan, termasuk peta jalan pelaksanaan GSP Kota Tangerang. Bappeda juga akan merumuskan tahapan pelaksanaan serta menyusun rapat koordinasi lanjutan dengan melibatkan berbagai pihak dalam skema kerja sama pentahelix.
“Semua ini kita arahkan untuk mendukung tujuan pembangunan daerah, yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan,” tukas Widi.
Sementara itu, Febrina Cholida, STP, Ketua Pokja Kebijakan dan Aksi Penyelamatan Pangan Badan Pangan Nasional dalam paparannya menyebut bahwa penyelamatan pangan merupakan bagian dari amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
“Ketahanan pangan bukan hanya soal ketersediaan, tapi juga keterjangkauan, keberagaman, keamanan, dan kelayakan konsumsi,” kata Febrina.
Secara global kata Febriana, sekitar 1,3 miliar ton makanan terbuang setiap tahun, setara sepertiga dari total makanan yang diproduksi untuk konsumsi. Indonesia pun mengalami pemborosan pangan dalam skala besar, yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk menekan defisit gizi.
“Target RPJMN 2025–2029 mencanangkan penyelamatan pangan sebesar 3–5 persen,” tukasnya.(ADV)