Camat Jatiuwung Minta Orang Tua Terapkan Pola Asuh Bervariatif Kepada Anak

KOTA TANGERANG, (VIVABANTEN.COM) – Pola asuh anak adalah suatu proses yang ditujukan untuk meningkatkan, serta mendukung perkembangan fisik, emosional, sosial, finansial, dan intelektual seorang anak sejak bayi hingga dewasa.

Demikian dikatakan Camat Jatiuwung ,Edih, S.Sos kepada wartawan saat menghadiri penilaian lomba pola asuh anak di Kelurahan Manis Jaya, Kecamatan Jatiuwung Kota Tangerang, Rabu (08/03/2023).

Bacaan Lainnya

Menurut Edih, pola asuh anak ini menjadi tanggung jawab orangtua. Sebab, orangtua merupakan guru pertama untuk anak dalam mempelajari banyak hal, baik secara akademik maupun kehidupan secara umum.

“Itulah sebabnya orangtua punya tanggung jawab besar dalam memberikan asuhan yang tepat untuk anak. Setiap orangtua perlu punya dasar pola asuh yang baik, agar anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang baik di lingkungan masyarakat,” ujar Edih.

Camat Jatiuwung, Edih, S.Sos.

Edih menuturkan, pihaknya sebagai instansi Pemerintah Kota Tangerang khususnya Kecamatan Jatiuwung akan terus berupaya bagaimana kedepan pola asuh anak ini akan terus bisa berjalan dengan baik.

“Kami berharap peran serta para pagawai kecamatan maupun kelurahan, terus bersama-sama mensosialisasikan pola asuh anak yang baik kepada masyarakat, sehingga program pola asuh anak ini bisa berjalan dengan baik,” ucapnya.

Hal yang perlu diingat sambung Edih, pola asuh anak akan mempengaruhi kepribadian dan karakter anak di masa mendatang. Bukan cuma itu, orangtua biasanya memberikan tuntutan yang minim kontrol pada perilaku anak.

“Sebagai contoh, penting bagi orangtua kapan harus bertindak tegas dan kapan harus bersikap persuasif. Mungkin sulit untuk tetap konsisten ketika menyeimbangkan hidup dan mengasuh anak. Namun, hindari merasa bersalah, jika sesuatu tidak sesuai dengan harapan orangtua,” ucapnya.

Edih mengharapkan, bagi para orang tua agar jangan hanya menerapkan satu pola asuh saja kepada anak tapi bisa menerapkan beberapa pola asuh, sehingga anak tidak merasa bosan dengan tindakan orang tuanya.

“Satu pola asuh kami rasa tidak cukup untuk mendidikan sang anak, tapi bisa bervariasi beberapa pola asuh anak, sehingga anak tidak merasa bosan,” pungkansya.(ADV)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *