KOTA TANGERANG, (VIVABANTEN.COM) – Ketua Komisi II DPRD Kota Tangerang Saeroji mendukung pengembangan literasi di Kota Tangerang dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Hal itu diungkapkan dia saat menjadi narasumber dalam acara talkshow Festival Literasi yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang.
Pada acara pembukaan Festival Literasi yang berlangsung di TangCity Mal, Kota Tangerang, Senin, 13 Februari 2023, Saeroji mengatakan, persepsi terhadap keberadaan perpustakaan harus diubah.
“Kami sangat men-support terkait dengan membangkitkan kembali literasi. Selama ini literasi dipersepsikan menjadi sebuah tempat membaca perpustakaan yang nggak nyaman, adanya di pojok. Ini harus diubah. Jadi, harusnya nggak sebatas itu,” ujarnya.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menuturkan, implementasi fasilitas literasi di Kota Tangerang saat ini hanya sebatas pojok bacaan yang berada di ruang terbuka hijau maupun di lingkungan kantor kecamatan.
Hal itu dianggap belum efektif dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Maka, fasilitas-fasilitas bacaan perlu dikembangkan. Bahkan, di daerah perlu diadakan wisata literasi.
“Literasi seharusnya untuk berbagai lintasan, dan dijadikan wisata literasi. Jadi, perpustakaan perlu dikembangkan, misalnya ada lab-nya, tempat kuliner ada bacaannnya, seperti di wisata Danau Cipondoh bagus itu kalau ada pengunjung sambil baca-baca,” tuturnya.
“Juga misalnya di sepanjang bantaran Cisadane yang perlu didesain, sehingga budaya membaca mulai tumbuh kembali,” imbuh Saeroji.
Saeroji mengatakan, sesuai dengan tupoksinya, DPRD akan melakukan intervensi dalam rangka mendukung pengembangan literasi.
“Seperti intervensi dalam hal men-support pelaksanaan anggaran. Lalu, kalau memang dalam pelaksanaan ada kendala, maka perlu payung hukum, kita buat perda,” jelasnya.
Dia menambahkan, pemerintah daerah harus untuk berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa. “
Saya juga ada usul, bila perlu kalau anak sekolah yang mau masuk SMP harus sudah membaca buku seperti yang tidak hanya buku mata pelajaran, tapi buku seperti budaya dan teknologi. Terus guru juga perlu baca buku agar kapasitasnya terus di-upgrade,” tukasnya.(man/joe)