VIVABANTEN.COM, (KOTA TANGERANG) – Polsek Neglasari melakukan jemput bola dalam upaya pencegahan terjadinya tawuran antar remaja dan kejahatan jalanan oleh kelompok genk motor.
Kapolsek Neglasari Polrestro Tangerang Kota Kompol Putra Pratama mendatangi langsung beberapa rumah pentolan kelompok remaja yang disinyalir kerap membuah ulah di wilayah hukum Polsek Neglasari.
Mereka, antara lain, kelompok Lorong 10, Kelompok Kalong dan Kelompok Lio Baru yang masing-masing beralamat di Kelurahan Karanganyar dan Karangsari Kecamatan Neglasari.
Di setiap rumah, Kapolsek bersama Bhabinkamtibmas menemui orang tua remaja yang menjadi pentolan kelompoknya atau biasa disebut ketua genk tersebut.
“Kami jemput bola dengan datang ke rumah-rumah memberikan himbauan agar sama-sama menjaga dan mengingatkan remaja-remaja yang kita sayangi itu agar tidak melakukan tawuran ataupun kenakalan lain yang bisa mengarah ke tindak pidana,” kata Putra.
Dalam era pemolisian modern saat ini, perwira pertama itu melanjutkan, Polisi Polsek harus benar-benar hadir dan berada di tengah-tengah masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan dini. Polisi proaktif melakukan pencegahan tawuran dan genk motor kriminal.
Putra menjelasakan bahwa Kapolres Tangkot Kombes Komarudin memerintahkan Polsek-polsek untuk mendata kelompok-kelompok remaja yang ada di wilayahnya mulai dari nama kelompok, pimpinannya, jumlah anggota, media sosial, tempat kumpul, dan pola perilaku kelompok tersebut.
Untuk itu Personel Polsek dibagi untuk mendatangi keluarganya untuk mengajak dan menghimbau agar anak-anaknya tidak menjadi pelaku atau korban tawuran antar remaja.
“Kami melakukan intervensi untuk memperkecil ruang untuk tidak melakukan kejahatan yang mengganggu rasa aman masyarakat. Kami tidak menunggu terjadi tapi kami mencegah agar tidak terjadi korban. Masa depan mereka masih panjang,” lanjut Putra.
Polsek Neglasari sebagai garda terdepan akan terus melakukan transformasi, merubah kultur kerja dengan mengutamakan tahapan-tahapan pemolisian yang mengutamakan pencegahan atau crime prevention dari pada penegakan hukum.
Penegakan hukum merupakan pilihan paling terakhir untuk level Polsek karena tolak ukur keberhasilan Polisi Polsek bukan berhasil menangkap pelaku tawuran tapi berhasil untuk mencegah tawuran agar tidak terjadi.
“Mainset kami sebagai anggota Polri telah berubah, tidak mengedepankan penegakan hukum namun pencegahan kejahatan,” tutup perwira dengan satu melati di pundak ini.(man/joe)