Pemkot Tangerang Perkuat Strategi Terpadu Pengelolaan Sampah

Pemkot Tangerang Perkuat Strategi Terpadu Pengelolaan Sampah

KOTA TANGERANG (VivaBanten.com) – Pemerintah Kota Tangerang terus memperkuat sistem pengelolaan sampah terpadu, mulai dari sumber di permukiman hingga Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing. Upaya ini menjadi bagian dari komitmen Pemkot mewujudkan pengelolaan sampah berkelanjutan berbasis ekonomi sirkular dan pemberdayaan masyarakat.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang, Wawan Fauzi, menjelaskan bahwa strategi pengelolaan dilakukan secara berjenjang, dimulai dari rumah tangga. Masyarakat didorong melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik melalui berbagai program seperti bank sampah, sedekah sampah, serta pengelolaan limbah B3 rumah tangga.

“Sampah anorganik kami arahkan ke bank sampah yang tersebar di seluruh kecamatan. Warga bisa menukarkan hasil tabungan sampah dengan uang atau kebutuhan pokok. Sementara sampah organik dikelola melalui biokonversi maggot di TPS3R dan ITF,” kata Wawan, Rabu (29/10/2025).

Saat ini, Kota Tangerang memiliki tujuh Tempat Pengelolaan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) dan satu Intermediate Treatment Facility (ITF) yang berfungsi sebagai pusat pemrosesan antara sebelum sampah dibawa ke TPA Rawa Kucing.

“Sebagian hasil penjualan produk daur ulang dan biokonversi juga disalurkan ke BAZNAS Kota Tangerang untuk kegiatan sosial dan pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.

DLH Kota Tangerang mengerahkan 238 bentor (becak motor), 256 TPS (Tempat Penampungan Sementara), dan 209 unit truk pengangkut sampah. Infrastruktur tersebut dioptimalkan agar proses pengumpulan, pemilahan, dan distribusi berjalan efektif serta efisien.

Di TPA Rawa Kucing, pengelolaan kini tidak hanya berfungsi sebagai pembuangan akhir. Pemkot telah menerapkan program pengolahan gas metana dan Refuse Derived Fuel (RDF), yang mampu menekan dampak pencemaran sekaligus menghasilkan energi alternatif.

“Kami ingin pengelolaan sampah tidak hanya soal kebersihan, tetapi juga bernilai ekonomi, sosial, dan lingkungan,” tutur Wawan.

Dengan strategi terpadu ini, Pemkot Tangerang menargetkan pengurangan volume sampah hingga 30 persen pada 2026, seiring meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pemilahan dan pengelolaan sampah di tingkat sumber.(man/joe)

Pos terkait